Pegiat Urban Farming Diajak Manfaatkan Teknologi
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliwati mengajak para pegiat urban farming (pertanian perkotaan) untuk memanfaatkan teknologi dalam budi daya.
Banyak efisiensi dan kemudahan
Eli mengatakan, Dinas KPKP akan terus mengedukasi para pelaku pertanian perkotaan agar adaptif terhadap penggunaan teknologi tersebut.
"Kami sudah melaksanakan Akademi Urban Farming yang mengangkat materi Pemahaman dan Aplikasi Internet of Things (IoT) pada Budidaya Hidroponik pada 22 dan 24 November 2022," ujarnya, Senin (28/11).
Bimtek Pemanfaatan Teknologi untuk Urban Farming Disambut AntusiasEli menjelaskan, pelatihan ini menghadirkan narasumber praktisi smart farming, Zulfikar Kusdarmawan.
"Peserta pelatihan kali ini berasal dari para pegiat urban farming yang meliputi pengelola gang hijau, RPTRA, pesantren, TNI, akademisi, PKK, perkantoran, PJLP, ASN dan lainnya dari lima wilayah kota," terangnya.
Ia berharap, informasi dan pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan ini dapat disebarluaskan. Diharapkan peserta dapat menjadi agen penerus informasi kepada masyarakat lain di lingkungan sekitarnya.
"Saat ini penggunaan teknologi sudah banyak digunakan dalam berbagai sektor, termasuk smart farming dalam budi daya pertanian," katanya.
Ia menambahkan, selain mendapatkan materi, peserta Akademi Urban Farming juga mendapatkan sertifikat dan fasiltas WhatsApp Group untuk memudahkan konsultasi langsung dengan narasumber terkait implementasi di lapangan.
"Semoga pelatihan ini dapat bermanfaat kepada seluruh peserta, diaplikasikan dan dapat disebarluaskan sehingga Jakarta dapat menjadi percontohan Pemanfaatan smart farming bagi daerah lain di Indonesia," bebernya.
Sementara itu, praktisi smart farming, Zulfikar Kusdarmawan menuturkan, melalui pemanfaatan teknologi dalam budi daya hidroponik akan didapat banyak manfaat.
"Banyak efisiensi dan kemudahan. Kita bisa memantau kondisi PH air hingga nutrisi hanya melalui smart phone. Melalui sistem kerja robotik nanti ada indikator lam berwarna merah saat PH air tidak sesuai atau kekurangan nutrisi," ungkapnya.
Menurut pria yang akrab disapa Opie ini, melalui mekanisme kerja tersebut, pegiat urban farming dapat memastikan kondisi tanaman selalu dalam keadaan baik.
"Kalau ada apa-apa kita bisa melakukan respons cepat dan tindakan yang perlu dilakukan agar hasil panen tetap optimal," tandasnya.
Untuk diketahui, Dinas KPKP memiliki 14 Kebun Bibit Tanaman, enam Balai Benih Ikan, enam Rumah Potong Hewan Unggas dan satu Rumah Potong Hewan Babi yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pelatihan dan edukasi oleh masyarakat.